Halau Wabah dengan Cinta - Persaudaraan Dai Indonesia | Bersama Dai Membangun Negeri | Posdai.or.id

Sabtu, 28 Maret 2020

Halau Wabah dengan Cinta

“…Sesiapa yang terhindar dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang menang….” (Qs. Al-Hasyr [59] : 9) Serangan Covid-19 te...
“…Sesiapa yang terhindar dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang menang….” (Qs. Al-Hasyr [59] : 9)

Serangan Covid-19 telah menimbulkan kesusahan hidup dan kematian di mana-mana. Yang paling banyak menjadi korban tentu saja adalah orang-orang yang lemah: orang-orang tua yang imunitas tubuhnya telah menurun; orang-orang miskin yang harus bekerja hari ini untuk makan hari ini, esok entah bagaimana.

Apalagi untuk ongkos berobat; dan orang-orang yang memiliki penyakit dalam tubuhnya, yang akan makin parah hingga menyebabkan kematian bila terhinggapi virus. 

Seperti yang kita ketahui, prinsip yang diajarkan Nabi saw dalam menghadapi wabah menular semacam covid-19 ini adalah masing-masing tidak beranjak dari tempatnya agar wabah tidak semakin meluas. Yang diluar tidak boleh masuk, yang di dalam tidak boleh keluar (kecuali bila ada alasan syar’i yang sangat penting dan mendesak aturan ini dapat sedikit diperlonggar).

Tentu saja akibatnya, orang tidak bisa kemana-mana. Namun, apakah dalam kondsisi terjepit itu berarti kita tidak dapat berbuat kebaikan ?

Tidak, justru di saat inilah amal-amal utama (afdhal) itu terlahir. Seringkali kepedulian itu muncul di tengah kekurangan. Peduli itu tanda cinta. Cinta itu teruji ditengah krisis. Nabi saw mengatakan, ”Infak yang paling afdhal itu adalah saat engkau masih muda (kebutuhan masih banyak) dan kekurangan, namun engkau masih mampu berinfak”.

Atau disaat laIn beliau mengatakan, ”Atasilah kesulitan rizkimu itu dengan  memperbanyak shadaqah". Sikap  terbaik yang dapat diambil di tengah wabah ini adalah hendaknya setiap orang berlomba untuk ber-shadaqah. 

Shadaqah itu tidak harus berwujud uang, namun bisa berbagai macam kebaikan. Dan jika tidak ada lagi kebaikan yang mampu dia lakukan, maka menahan diri dari perbuatan buruk itu termasuk shadaqah, terang Nabi saw dalam sabdanya yang lain.

Maka, yang mampu hendaknya menolong yang tidak mampu: tenaga, pikiran, finansial, logistik, obat-obatan atau yang lainnya. Yang tidak mampu tidak perlu berkecil hati.

Dengan berusaha menahan diri untuk tidak menjadi beban dan menambah runyam permasalahan itu sudah cukup membantu. Itu sudah shadaqah. Itu pemberian. Itulah yang akan melahirkan kebahagiaan, karena kebahagiaan sesungguhnya itu muncul pada saat memberi, bukan pada saat menerima. 

Jika setiap orang dapat menjauhkan kekikiran dalam dirinya dan saling peduli, maka inilah yang akan mengundang kemenangan dan pertolongan dari Allah. Cinta selalu berbalas cinta. Itu sudah menjadi jaminan dari-Nya , sebagaimana yang disampaikan lewat lisan Rasul-Nya yang mulia shallallahu ‘alaihi wassalam : “ …..Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama ia mau menolong saudaranya….” (HR.Muslim).

Demikianlah, selalu ada cinta-Nya dalam setiap kejadian. Cinta-Nya meresap ke seluruh bagian alam semesta ini.

Allahu’alam bishshawab. 

Depok, 27 Maret 2020

USTADZ AHMAD SUHAIL
Direktur Posdai Pusat

Mitra

Sinergi adalah energi kita, terus berpadu dalam langkah nyata

  • Bersama Dai Bangun Negeri
  • Save Indonesia with Quran, ajak masyarakat hidupkan al-Quran
  • Menjadi dai perekat ukhuwah islamiyah dan ukhuwan insaniyah
  • Keswadayaan bersama mengemban amanah dakwah majukan negeri