Kuliah Perdana Sekolah Dai Bogor Tandai Dimulainya Program Angkatan XI - Persaudaraan Dai Indonesia | Bersama Dai Membangun Negeri | Posdai.or.id

01 September 2025

Kuliah Perdana Sekolah Dai Bogor Tandai Dimulainya Program Angkatan XI

Kuliah perdana Sekolah Dai Hidayatullah Ciomas, Bogor, Senin (1/9/2025) menghadirkan pemateri Drs. Nursyamsa Hadis, Ketua Bidang Dakwah ...


Kuliah perdana Sekolah Dai Hidayatullah Ciomas, Bogor, Senin (1/9/2025) menghadirkan pemateri Drs. Nursyamsa Hadis, Ketua Bidang Dakwah & Pelayanan Ummat DPP Hidayatullah. 

Kuliah perdana ini sekaligus menandai mulai digulirkannya kembali program kuliah dai ini untuk angkatan ke-XI Tahun 2025/2026. 

Dalam pemaparannya, Nursyamsa menekankan kompetensi yang wajib dimiliki seorang da’i agar mampu menjalankan peran strategis di tengah masyarakat.

Mengutip pandangan Prof. KH. Didin Hafidhuddin, ia menegaskan bahwa seorang da’i harus memiliki tiga kompetensi utama yaitu pemahaman agama yang mendalam, kepekaan terhadap perkembangan zaman, dan akhlak mulia. 

“Ketiga kompetensi ini adalah kunci agar dakwah berlangsung komprehensif dan syumuliyyah, mencakup seluruh aspek kehidupan,” kata Nursyamsa Hadis.

Pertama, da’i harus mutafaqqih fid din, yakni mendalami ilmu agama secara serius. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 122 yang memerintahkan sebagian umat untuk memperdalam pengetahuan agama dan memberi peringatan kepada kaumnya. 

“Seorang da’i harus menjadi rujukan masyarakat dalam berbagai hal, tidak cukup hanya dengan semangat tetapi harus dibarengi ilmu,” ujarnya.

Kedua, seorang da’i dituntut memahami realitas sosial atau fiqhun naas dan fiqhul waaqi’. Menurut Nursyamsa, perkembangan zaman yang menghadirkan teknologi komunikasi modern harus dimanfaatkan secara optimal. 

“Metode dakwah kini tidak lagi hanya tatap muka di majelis, tetapi juga melalui media sosial dan platform digital. Seorang da’i harus hadir di ruang publik ini,” jelasnya.

Ketiga, akhlakul karimah menjadi fondasi utama. Integritas pribadi seorang da’i, lanjutnya, akan menjadi panutan umat. 

“Tidak boleh ada jurang antara ucapan dan tindakan. Seorang da’i harus lurus pikirannya, benar akidahnya, santun ucapannya, dan mulia akhlaknya,” kata Nursyamsa.

Ia mengingatkan sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Baihaqi tentang datangnya zaman ketika Islam hanya tinggal nama, Al-Qur’an hanya tersisa tulisan, dan masjid ramai namun kosong dari petunjuk. 

“Peringatan ini menuntut para da’i untuk sungguh-sungguh menjaga kualitas dakwah agar tetap berakar pada ilmu dan akhlak,” ujar Nursyamsa.

Selain tiga kompetensi tersebut, ia juga mengingatkan pentingnya etos belajar. Mengutip wasiat Imam Syafi’i, ia menyebut enam syarat menuntut ilmu, yaitu kecerdasan, semangat, kesungguhan, kecukupan, bersahabat dengan ulama, dan waktu yang panjang.

Di akhir kuliah, Nursyamsa mendoakan para peserta agar dimudahkan dalam menapaki jalan dakwah. “Semoga Allah mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu, serta meneguhkan sahabat semua untuk menjadi penyeru kebaikan,” tutupnya.

Ust. H. Saepudin Abdullah, Lc, Kepala Sekolah Dai Hidayatullah Ciomas, menegaskan bahwa pembekalan kompetensi bagi para peserta merupakan pondasi strategis. 

“Kami ingin memastikan setiap peserta memiliki bekal ilmu, pemahaman realita, dan akhlakul karimah. Inilah yang akan menjadikan mereka bukan hanya penyampai dakwah, tetapi juga teladan bagi masyarakat,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sekolah ini berkomitmen menghadirkan proses pendidikan yang sistematis dan berkelanjutan. 

“Kami menekankan bahwa perjalanan menuntut ilmu adalah investasi panjang. Semoga para peserta istiqamah dan Allah meneguhkan langkah mereka dalam dakwah,” tutupnya.

Mitra

Sinergi adalah energi kita, terus berpadu dalam langkah nyata

  • Bersama Dai Bangun Negeri
  • Save Indonesia with Quran, ajak masyarakat hidupkan al-Quran
  • Menjadi dai perekat ukhuwah islamiyah dan ukhuwan insaniyah
  • Keswadayaan bersama mengemban amanah dakwah majukan negeri