Profil Ketua Dept. Dakwah DPP Hidayatullah Masa Khidmat 2025-2030
Musyawarah Nasional (Munas) ke-VI Perkumpulan Hidayatullah telah terselenggara dengan baik dan menghasilkan berbagai keputusan strategis bagi arah gerakan ke depan. Salah satu keputusan pentingnya adalah pengesahan kepengurusan baru untuk masa khidmat 2025–2030, yang diharapkan mampu memperkuat komitmen organisasi dalam mewujudkan visi peradaban Islam. Kepengurusan ini menjadi momentum pembaruan semangat juang, mempertegas kembali peran Hidayatullah sebagai gerakan dakwah dan tarbiyah yang kokoh dan berorientasi pada pembinaan umat secara menyeluruh.
Di antara struktur kepengurusan yang disahkan dalam Munas tersebut, posisi Ketua Departemen Dakwah dan Penyiaran menempati tempat yang sangat strategis. Departemen ini merupakan bagian dari mainstream gerakan Hidayatullah, karena dakwah dan tarbiyah adalah jantung dari seluruh aktivitas organisasi. Melalui departemen inilah arah dan strategi dakwah ditata, pesan kebaikan disiarkan, dan nilai-nilai Islam ditegakkan di tengah masyarakat. Karenanya, mengenal lebih dekat sosok Ketua Departemen Dakwah dan Penyiaran menjadi penting untuk memahami semangat, visi, dan arah gerakan dakwah Hidayatullah di masa khidmat yang baru.
Muhammad Agung Tranajaya, M.Si lahir di Bengkulu pada 18 September 1983. Perjalanan pendidikannya telah terentang panjang dalam lingkungan pesantren Hidayatullah, dimulai sejak jenjang SMP di Pondok Pesantren Hidayatullah Bengkulu. Semangat menuntut ilmu membawanya melanjutkan pendidikan ke Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, dan tercatat sebagai alumni Madrasah Radhiatan Mardiyyah Putra angkatan ke-11. Ia kemudian menempuh pendidikan SMA Takhassus Hidayatullah Cilember, Bogor, dan menamatkannya pada tahun 2003.
Setelah menyelesaikan pendidikan pesantren, Agung Tranajaya melanjutkan studi ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta, dan berhasil meraih gelar diploma pada tahun 2006. Ia kemudian menempuh pendidikan sarjana di Sekolah Tinggi Agama Islam Indonesia (STAINDO) Jakarta, sebelum melanjutkan ke Sekolah Pascasarjana Universitas Indonesia dengan kekhususan Kajian Islam dan Psikologi. Konsistensinya dalam dunia akademik dan dakwah mengantarkannya meraih gelar Magister Sains (M.Si) dari Universitas Indonesia pada tahun 2011.
Muhammad Agung Tranajaya, M.Si aktif mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat melalui gerakan dakwah berbasis Al-Qur’an yang dikenal dengan program GranD MBA (Gerakan Dakwah Mengajr dan Belajar Al-Qur’an). Program ini diwujudkan dalam bentuk Rumah Qur’an dan Majelis Qur’an, yang menjadi pusat pembinaan umat dan pengajaran Al-Qur’an di berbagai daerah. Hingga kini, jaringan dakwah tersebut telah berkembang pesat dengan 1.513 Rumah dan Majelis Qur’an yang tersebar di seluruh Indonesia.
Melalui gerakan ini, beliau menegaskan cita-cita besar agar setiap muslim memiliki akses mudah terhadap pembelajaran Al-Qur’an, tanpa batas wilayah maupun strata sosial. Harapannya, Rumah Qur’an dan Majelis Qur’an yang terstandar dapat hadir hingga ke tingkat Rukun Warga (RW), sehingga tidak ada lagi kaum muslimin yang terhalang untuk belajar, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Beliau memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap kualitas pengajaran Al-Qur’an. Menurutnya, Al-Qur’an tidak boleh diajarkan secara asal-asalan, karena tanggung jawab seorang pengajar bukan hanya di hadapan manusia, tetapi juga di hadapan Allah SWT yang menurunkan Al-Qur’an. Prinsip inilah yang menjadi dasar komitmennya dalam menjaga kemurnian dan ketepatan pengajaran kitab suci ini di seluruh jaringan dakwah Hidayatullah.
Bersama tim GranD MBA, beliau turut menyusun berbagai buku paket pengajaran Al-Qur’an yang berkualitas sebagai panduan bagi para pengajar dan peserta didik di seluruh Indonesia. Di antara karya yang telah diterbitkan adalah Paket “8 Jam Terampil Membaca Al-Qur’an”, Buku Bimbingan Tajwid Al-Qur’an, serta Buku Paket Bimbingan Terjemah, Tadabbur, dan Membaca Kitab. Seluruhnya dirancang secara sistematis dan aplikatif agar proses belajar Al-Qur’an menjadi lebih mudah, efektif, dan menyenangkan, sekaligus menjaga kualitas pembelajaran sesuai kaidah ilmu Al-Qur’an yang benar.
Melalui BKPTQ (Badan Koordinasi Pembinaan Tilawatil Qur’an), beliau menginisiasi program sertifikasi guru Al-Qur’an sebagai upaya memastikan kompetensi dan akurasi dalam pengajaran. Tidak berhenti di situ, para guru terus dibina secara berkelanjutan hingga memperoleh sanad riwayat Al-Qur’an melalui program Barnamaj Isnad, sehingga mata rantai keilmuan Al-Qur’an tetap tersambung dengan generasi ulama dan para qari terdahulu hingga kepada Rasulullah shallaahu alaihi wa sallam dan kepada Allah subhanahu wata’.
Beliau aktif memberikan pembinaan keagamaan di berbagai masjid dan majelis taklim di wilayah Depok, Bogor, dan Jakarta, sekaligus terus membina kedekatan dengan umat melalui kegiatan keislaman yang berorientasi pada penguatan ilmu dan akhlak. Selain itu, beliau juga mengabdikan diri sebagai pengajar di Sekolah Da’i Hidayatullah Ciomas, Bogor, tempat para calon da’i muda ditempa untuk menjadi kader dakwah yang berilmu, berakhlak, dan berjiwa juang tinggi sehingga estafet dakwah Islam dapat terus berkelanjutan dan memberi manfaat nyata bagi umat serta bangsa.
Menurut beliau, dakwah adalah bidang yang sangat luas dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang mu’min. Tanda hidupnya iman, kata beliau, adalah dengan berdakwah. Dakwah bukan hanya sebatas menyampaikan kata-kata di atas mimbar, tetapi hadir dalam setiap langkah, karya, dan kontribusi nyata seorang muslim di tengah masyarakat. Dengan pemahaman ini, beliau berupaya mewujudkan dakwah yang holistik melalui kiprahnya di PosDai (Persaudaraan Da’i Hidayatullah), yang berfokus pada pembangunan dan pembinaan masyarakat di wilayah 3T (terluar, terdalam, dan terpencil). Melalui pendekatan dakwah dan pemberdayaan, beliau berharap masyarakat tidak hanya mendapatkan bimbingan keislaman yang lebih baik, tetapi juga mengalami peningkatan kesejahteraan ekonomi, karena kemandirian ekonomi merupakan salah satu kunci penting agar umat dapat menjalankan ajaran Islam dengan lebih sempurna.
















