Dakwah dan Persaudaraan sebagai Jalan Keutuhan Bangsa
PERSAUDARAAN adalah inti dari dakwah dan napas keindonesiaan. Tanpa ukhuwah, masyarakat akan mudah terpecah oleh kepentingan sempit. Islam...
PERSAUDARAAN adalah inti dari dakwah dan napas keindonesiaan. Tanpa ukhuwah, masyarakat akan mudah terpecah oleh kepentingan sempit.
Islam menegaskan pentingnya persaudaraan sebagai fondasi sosial sebagaiaman difirmankan Allah Ta'ala dalam Al Qur'an surah Al-Hujurat [49] ayat 10:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَࣖ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
Ayat ini menegaskan bahwa persaudaraan bukan sekadar hubungan emosional, melainkan tanggung jawab sosial yang berdimensi spiritual.
Dalam konteks kebangsaan, dakwah berperan menumbuhkan rasa saling percaya dan solidaritas antarwarga.
Indonesia adalah bangsa yang dibangun di atas perbedaan suku, bahasa, dan budaya, namun disatukan oleh nilai moral yang sama, yaitu keadilan, kemanusiaan, dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dakwah yang menanamkan ukhuwah berarti memperkuat fondasi kebangsaan itu sendiri. Ia mengajarkan bahwa cinta tanah air tidak boleh dilepaskan dari cinta terhadap sesama.
Rasulullah SAW telah membangun Madinah sebagai model masyarakat persaudaraan. Kaum Muhajirin dan Anshar dipersaudarakan bukan karena kepentingan politik, tetapi karena iman.
Dari sanalah lahir solidaritas sosial yang luar biasa. Mereka berbagi rumah, harta, bahkan kehidupan. Inilah teladan yang sangat relevan untuk Indonesia masa kini: bangsa yang besar hanya dapat berdiri di atas keikhlasan dan kebersamaan.
Persaudaraan juga menjadi fondasi perdamaian. Konflik sosial dan politik yang sering muncul di Indonesia tidak selalu disebabkan oleh perbedaan agama atau ideologi, melainkan oleh hilangnya rasa saling percaya.
Dakwah yang bijak hadir sebagai perekat, bukan pemecah. Ia mengajak umat untuk melihat keberagaman sebagai rahmat, bukan ancaman.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surah Al-Hujurat [49] ayat 13:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.” Inilah dasar teologis dari semangat kebinekaan.
PosDai menjadikan ukhuwah sebagai ruh gerakan dakwahnya. Para dai turun ke daerah-daerah perbatasan, wilayah pasca konflik, hingga pelosok yang terpinggirkan, membawa pesan persaudaraan dan persatuan.
Mereka tidak membawa simbol sektarian, tetapi membawa nilai kemanusiaan dan ketulusan. Dakwah yang mempersatukan ini adalah energi besar bagi keutuhan bangsa.
Dalam konteks pembangunan nasional, persaudaraan adalah syarat utama keberhasilan kolektif. Pembangunan membutuhkan kepercayaan sosial, kerja sama lintas kelompok, dan rasa memiliki yang kuat terhadap bangsa.
Ketika dakwah menumbuhkan semangat ukhuwah, ia sejatinya sedang membangun modal sosial bangsa. Tidak ada pembangunan yang berhasil di tengah perpecahan, sebagaimana tidak ada kemajuan tanpa keadilan dan kasih sayang.
Namun, di era digital, persaudaraan sering kali terancam oleh ujaran kebencian dan polarisasi media. Maka, dakwah harus tampil sebagai narasi penenang, menghadirkan suara kesejukan yang menyalakan semangat kebersamaan.
Dalam pada itu, dai masa kini harus menjadi juru damai yang menanamkan cinta, bukan sekadar juru bicara yang memanaskan suasana.
Persaudaraan adalah jalan menuju keutuhan bangsa. Dakwah yang menanamkan ukhuwah menumbuhkan cinta dan kepercayaan di antara anak bangsa.
Mari dukung PosDai, para dai yang bekerja di garis depan menjaga persaudaraan umat dan bangsa.
Dengan doa, tenaga, dan kontribusi kita, semoga Indonesia tetap menjadi rumah damai bagi seluruh anak negeri.
















