Dakwah Membangun Ketahanan Sosial sebagai Pilar Ketangguhan Umat - Persaudaraan Dai Indonesia | Bersama Dai Membangun Negeri | Posdai.or.id

20 Oktober 2025

Dakwah Membangun Ketahanan Sosial sebagai Pilar Ketangguhan Umat

DALAM pandangan Islam, dakwah adalah seruan moral sekaligus sebagai fondasi bagi ketahanan sosial umat. Ketika dakwah mengakar di tengah ma...

DALAM
pandangan Islam, dakwah adalah seruan moral sekaligus sebagai fondasi bagi ketahanan sosial umat. Ketika dakwah mengakar di tengah masyarakat, ia melahirkan solidaritas, ketenangan, kedamaian, gotong royong, dan rasa tanggung jawab kolektif terhadap sesama. 

Hal inilah yang dimaksud Allah dalam firman-Nya dalam Al Qur'an surah Ali Imran [3] ayat 104:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Ayat ini menegaskan bahwa ketahanan sosial bermula dari kesadaran kolektif yang tumbuh melalui dakwah.

Dakwah yang hidup di tengah masyarakat bukan hanya mengajarkan zikir dan syiar, tetapi juga menggerakkan orang untuk peduli pada nasib tetangga, menguatkan simpul-simpul sosial, dan menolak struktur ketidakadilan. 

Dalam konteks keindonesiaan, hal ini dapat dilihat pada peran para dai di pelosok negeri yang tidak hanya menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga menjadi jembatan antara umat dan pembangunan. Mereka hadir di tengah masyarakat rentan, membangun kepercayaan, dan menanamkan etika sosial yang menjadi landasan bagi ketahanan bangsa.

Para ilmuwan sosial menyebut ketahanan sosial sebagai social resilience, atau kemampuan suatu komunitas untuk bertahan, beradaptasi, dan bangkit dari krisis. Islam telah menanamkan konsep ini sejak awal melalui ukhuwah, amar ma’ruf nahi munkar, dan ta’awun (tolong-menolong). 

Dakwah yang digerakkan dengan kesadaran sosial akan melahirkan masyarakat yang kokoh, saling menopang dalam kesulitan, dan tidak mudah dipecah oleh kepentingan politik atau ekonomi sesaat.

Dai-dai yang tergabung dalam Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) memahami hal ini sebagai amanah peradaban. Mereka hadir di lapangan, membangun kesadaran spiritual sekaligus membimbing masyarakat menuju kemandirian. 

Ketika masyarakat memahami bahwa zakat bukan hanya ritual, melainkan instrumen pemerataan; ketika masjid bukan hanya tempat shalat, melainkan pusat peradaban — di situlah ketahanan sosial umat terbangun.

Rasulullah SAW menegaskan dalam hadis riwayat Muslim, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi seperti satu tubuh; apabila satu anggota sakit, seluruh tubuh ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur.” 

Artinya, bahwa, dakwah sejati membangkitkan empati sosial yang menyatukan umat sebagaimana tubuh yang satu.

Sayangnya, modernisasi yang berjalan tanpa spiritualitas sering memutus jaringan sosial ini. Individualisme dan materialisme mengikis semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Maka, dakwah menjadi benteng terakhir untuk menjaga kohesi sosial. 

Dakwah harus menghidupkan kembali etika sosial Islam yang memuliakan kerja kolektif, menghargai sesama, dan menumbuhkan kesadaran moral di atas kepentingan pribadi.

Dalam konteks pembangunan nasional, ketahanan sosial bukan sekadar isu kebijakan, melainkan nilai moral. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki solidaritas tinggi, rasa saling percaya, dan kepedulian sosial. 

Dakwah berperan sebagai generator nilai-nilai tersebut. Ia menanamkan akhlak publik yang membuat warga negara tidak hanya tunduk pada hukum, tetapi juga pada nurani.

Maka, membangun ketahanan sosial melalui dakwah berarti membangun bangsa dari akar moralnya. Setiap dai yang menyentuh hati umat, setiap pesan yang membangunkan kesadaran sosial, adalah investasi besar bagi masa depan Indonesia yang berkeadaban.

Dakwah adalah denyut nadi ketahanan sosial umat. Ia bukan hanya panggilan keimanan, tetapi juga strategi membangun bangsa dari bawah melalui hati, nilai, dan solidaritas. 

Mari dukung gerakan Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai), baik melalui kontribusi materi maupun doa dan tenaga, agar dakwah sosial ini terus menyalakan cahaya ketahanan umat di setiap penjuru negeri.

REDAKSI POSDAI

Mitra

Sinergi adalah energi kita, terus berpadu dalam langkah nyata

  • Bersama Dai Bangun Negeri
  • Save Indonesia with Quran, ajak masyarakat hidupkan al-Quran
  • Menjadi dai perekat ukhuwah islamiyah dan ukhuwan insaniyah
  • Keswadayaan bersama mengemban amanah dakwah majukan negeri