Membangun Literasi Iman di Tengah Banjir Informasi
DI TENGAH derasnya arus informasi global, masyarakat kini menghadapi tantangan baru yaitu disinformasi dan polarisasi. Media sosial yang se...
DI TENGAH derasnya arus informasi global, masyarakat kini menghadapi tantangan baru yaitu disinformasi dan polarisasi. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana silaturahmi, sering kali berubah menjadi medan pertengkaran dan fitnah.
Dalam situasi seperti ini, dakwah yang mencerahkan menjadi kebutuhan mendesak. Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) dengan jaringan dai mengabdi hadir membawa pesan Islam yang menyejukkan dan meneguhkan keutuhan bangsa.
Al-Qur’an telah mengingatkan dalam QS. Al-Hujurat [49]: 6:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya.”
Ayat ini merupakan nasihat moral sekaligus prinsip epistemologi Islam bahwa kebenaran tidak boleh dibangun di atas prasangka.
Disinformasi adalah musuh dakwah. Ia mengaburkan makna kebenaran, menumbuhkan permusuhan, dan melemahkan solidaritas umat. PosDai mengajarkan pentingnya tabayyun (verifikasi) dan ta’awun (kerjasama) sebagai nilai utama dalam bermedia.
Para dai yang berjuang di lapangan menjadi penyeimbang di tengah kebingungan informasi publik. Mereka menyampaikan nilai Islam yang rasional, kontekstual, dan menenteramkan.
Dalam konteks Indonesia, tantangan disinformasi sering kali disertai politisasi agama. Dakwah pun diuji agar tidak terseret pada arus kepentingan sesaat. Di sinilah PosDai menegaskan identitasnya dalam mengangkat dakwah yang independen, murni karena Allah, berorientasi pada perbaikan masyarakat dan keutuhan bangsa.
Telaah filosofisnya, dakwah adalah gerak humanisasi, mengembalikan manusia kepada fitrah kebenaran dan kasih sayang. Di dunia digital yang serba cepat dan dangkal, dakwah perlu bersandar pada kebijaksanaan. Dai bukan sekadar penyampai pesan, tetapi penuntun arah berpikir.
Dakwah di era digital bukan sekadar tentang siapa paling banyak didengar, tetapi siapa paling benar dan beradab. PosDai memegang amanah itu dengan kesabaran dan istiqamah.
