Kiprah Dai di Tengah Bencana dan Tanggung Jawab Kita
KETIKA bencana melanda Aceh dan wilayah Sumatera lainnya, penderitaan tidak mengenal profesi. Namun ada satu kelompok yang sering berada di...
KETIKA bencana melanda Aceh dan wilayah Sumatera lainnya, penderitaan tidak mengenal profesi. Namun ada satu kelompok yang sering berada di posisi paling berat, yaitu para dai. Di satu sisi, mereka adalah korban yang kehilangan rumah, harta, dan rasa aman. Di sisi lain, mereka tetap dituntut hadir menguatkan umat yang sedang berduka.
Dai korban bencana menghadapi ujian berlapis. Mereka menenangkan masyarakat, memimpin doa, mendampingi pengungsi, dan menjaga harapan tetap hidup, sementara diri mereka sendiri sedang berjuang memulihkan luka. Dalam kondisi seperti ini, dukungan kepada dai bukan hanya bentuk empati, tetapi kebutuhan mendesak agar dakwah tidak terhenti di tengah krisis.
Islam menempatkan dakwah sebagai penopang keteguhan jiwa umat. Ketika dai lumpuh secara sosial dan ekonomi akibat bencana, maka proses pemulihan spiritual masyarakat juga terancam melemah. Oleh karena itu, mendukung dai korban bencana adalah bagian integral dari upaya pemulihan pasca musibah.
Dari perspektif pembangunan, bencana bukan hanya merusak fisik, tetapi juga struktur sosial. Dai adalah simpul penting yang menjaga kohesi sosial tetap utuh. Jika mereka dibiarkan berjuang sendiri, maka komunitas kehilangan figur pemersatu yang mampu menuntun proses bangkit bersama.
Dukungan yang diberikan kepada dai terdampak bencana memiliki dampak berantai. Ia memastikan keberlanjutan dakwah, menjaga stabilitas psikologis masyarakat, dan mempercepat pemulihan sosial. Bantuan ini bukan sekadar belas kasih, tetapi strategi kemanusiaan yang berorientasi jangka panjang.
Dai korban bencana adalah garda terdepan pemulihan umat. Mereka tidak boleh menjadi korban yang terlupakan. Mari kita hadir sebagai saudara yang menguatkan. Dukung Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai), baik secara materi maupun non-materi, agar dakwah tetap hidup dan umat dapat bangkit dengan iman dan harapan.
















