Ketika Kepedulian Menguatkan Pengabdian Guru Ngaji dan Dai
DI BALIK denyut kehidupan umat Islam Indonesia, ada kerja sunyi yang jarang disorot namun sangat menentukan arah peradaban: pengabdian para...
DI BALIK denyut kehidupan umat Islam Indonesia, ada kerja sunyi yang jarang disorot namun sangat menentukan arah peradaban: pengabdian para dai dan guru ngaji. Mereka hadir di masjid kecil, surau kampung, rumah-rumah sederhana, dan pelosok negeri untuk menjaga agar nilai-nilai keislaman tetap hidup. Namun dalam realitas sosial, pengabdian ini sering berjalan di tengah keterbatasan ekonomi yang nyata.
Program natura bagi dai dan guru ngaji bukanlah bentuk pemanjaan, melainkan wujud tanggung jawab moral umat terhadap mereka yang menjaga iman masyarakat. Islam mengajarkan bahwa orang yang mengabdikan hidupnya untuk ilmu dan dakwah tidak boleh dibiarkan berjuang sendirian. Kebutuhan dasar yang terpenuhi adalah fondasi agar dakwah dapat dijalankan dengan tenang, bermartabat, dan berkelanjutan.
Dari sudut pandang pembangunan, dai dan guru ngaji adalah pilar pembangunan manusia. Mereka membentuk karakter sejak dini, menanamkan kejujuran, kesabaran, dan adab sosial yang menjadi modal utama kemajuan bangsa. Namun sering kali, mereka mengajar tanpa kepastian penghasilan, menghidupi keluarga dengan penuh keprihatinan, dan tetap bertahan demi amanah dakwah.
Natura yang diberikan bukan sekadar bantuan bahan pokok. Ia adalah pesan bahwa umat hadir, peduli, dan menghargai pengabdian. Ketika seorang guru ngaji pulang dengan beras, minyak, atau kebutuhan dasar lain yang layak, ia membawa pulang bukan hanya barang, tetapi juga ketenangan batin dan rasa dihargai. Dari situlah dakwah kembali menemukan energinya.
Islam memandang kesejahteraan dai sebagai bagian dari kemaslahatan umat. Dakwah yang kuat lahir dari dai yang kuat secara spiritual dan sosial. Ketika keseharian mereka ditopang, dakwah dapat disampaikan dengan lebih jernih, penuh kasih, dan jauh dari kelelahan yang melemahkan.
Program natura dai dan guru ngaji adalah investasi peradaban yang sering luput dari perhatian. Menjaga kesejahteraan mereka berarti menjaga kualitas dakwah dan masa depan moral bangsa. Mari kita kuatkan kepedulian ini dengan mendukung Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai), baik melalui dukungan materi maupun non-materi, agar para penjaga nilai umat dapat terus mengabdi dengan penuh ketenangan dan kehormatan.
