Menjaga Cahaya Pembinaan Muallaf Pedalaman dan Suku Terasing
MENJADI muallaf bukan sekadar perubahan identitas, tetapi perjalanan batin yang panjang dan sering kali sunyi. Bagi muallaf di pedalaman da...
MENJADI muallaf bukan sekadar perubahan identitas, tetapi perjalanan batin yang panjang dan sering kali sunyi. Bagi muallaf di pedalaman dan suku terasing, tantangan itu berlipat ganda mulai dari keterbatasan akses pendidikan Islam, tekanan sosial, dan minimnya pendampingan berkelanjutan.
Islam memandang muallaf sebagai amanah umat. Pembinaan mereka bukan proyek sesaat, tetapi proses pendampingan yang membutuhkan kesabaran, kasih sayang, dan keteladanan. Dakwah di wilayah ini bukan tentang kuantitas, melainkan kualitas pembinaan agar iman tumbuh kokoh dan membumi dalam kehidupan sehari-hari.
Dari sisi pembangunan, pembinaan muallaf berkontribusi pada integrasi sosial dan harmoni budaya. Ketika muallaf dibina dengan baik, mereka tumbuh menjadi jembatan dialog antara tradisi lokal dan nilai Islam. Inilah wajah Islam Indonesia yang ramah, adaptif, dan berakar pada kearifan lokal.
Tanpa pendampingan, muallaf rentan kehilangan arah. Maka kehadiran dai menjadi krusial sebagai sahabat, guru, dan pelindung moral. Program pembinaan muallaf adalah wujud dakwah yang penuh empati dan tanggung jawab sejarah.
Membina muallaf berarti merawat keimanan yang baru tumbuh agar menjadi pohon kebaikan bagi lingkungan sekitarnya. Mari kita jaga amanah ini bersama. Dukung Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai), baik materi maupun non-materi, agar dakwah pembinaan muallaf terus berkelanjutan.
















