Musholla Al-Misbah Menjadi Pusat Dakwah dan Harapan Masyarakat Pedalaman Bonggo Papua
Kiprah dakwah terus hadir di pedalaman Papua melalui dedikasi dua dai, Ustadz Ari Suroto dan Ustadz Efendi. Keduanya mengabdikan diri di Jalan Lintas Sarmi, Kampung Tetom Jaya (SP3), Distrik Bonggo, Kabupaten Sarmi.
Kehadiran mereka tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembina masyarakat yang menghadirkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
Di tengah keterbatasan fasilitas, Ari Suroto dan Efendi fokus membina masyarakat melalui pengajaran Al-Qur’an.
Program pembinaan ini diorientasikan untuk memperkuat pemahaman keagamaan sekaligus membangun ikatan sosial yang lebih harmonis. Mereka membina masyarakat setempat dengan pengajaran Al-Qur’an.
Sebagai tindak lanjut atas kebutuhan masyarakat akan ruang ibadah dan pembelajaran, kedua dai tersebut mendirikan Musholla Al-Misbah.
Musholla ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat shalat berjamaah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial.
Keberadaan musholla tersebut menjadi bagian integral dari lingkungan Pesantren Hidayatullah Bonggo yang mereka kembangkan secara bertahap.
Pendirian musholla memiliki arti penting karena berperan sebagai pusat pembinaan masyarakat. Di sana, anak-anak hingga orang dewasa mendapatkan kesempatan untuk belajar Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam secara lebih terstruktur.
“Untuk mendukung program pembinaan masyarakat, mereka mendirikan Musholla Al-Misbah sekaligus menjadi pusat kegiatan di lingkungan Pesantren Hidayatullah Bonggo yang mereka kembangkan,” demikian penjelasan Ari Suroto.
Inisiatif ini menjadi contoh nyata dari peran dai dalam menghadirkan perubahan sosial melalui pendidikan agama di wilayah terpencil.
Kegiatan mereka tidak hanya terbatas pada aspek ritual, melainkan juga memberikan fondasi moral dan spiritual yang kuat bagi masyarakat di Kampung Tetom Jaya.
Dengan demikian, Musholla Al-Misbah berkembang sebagai simbol pengabdian sekaligus pusat dakwah yang memberi manfaat luas.
Keberadaan Ari Suroto dan Efendi di Distrik Bonggo menegaskan bagaimana semangat pengabdian dapat menjadi landasan kuat dalam membangun peradaban di daerah pedalaman.
Dari sebuah musholla sederhana, lahirlah harapan untuk terciptanya generasi yang berkarakter, berakhlak, dan berilmu.
