Perjuangan Dakwah Membawa Ilmu dan Nilai untuk Masa Depan Bercahaya
PEMBANGUNAN bangsa tidak dapat dilepaskan dari dua kekuatan utama yaitu ilmu dan nilai. Ilmu memberi bangsa ini kemampuan teknis dan daya s...
PEMBANGUNAN bangsa tidak dapat dilepaskan dari dua kekuatan utama yaitu ilmu dan nilai. Ilmu memberi bangsa ini kemampuan teknis dan daya saing, sementara nilai memberikan arah dan tujuan.
Islam melalui dakwahnya mengintegrasikan keduanya. Dakwah bukan hanya ajakan kepada ibadah ritual, tetapi juga pembentukan pola pikir, karakter, dan budaya ilmu. Inilah yang diperjuangkan Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) di berbagai pelosok tanah air.
Al-Qur’an menegaskan dalam QS. Al-Mujadilah [58]: 11:
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat".
Ayat ini menunjukkan keterkaitan erat antara iman, ilmu, dan kemuliaan suatu bangsa. Keimanan tanpa ilmu akan pincang, sementara ilmu tanpa iman bisa menjerumuskan.
Dakwah PosDai berupaya menjembatani dua pilar ini agar pembangunan bangsa berlandaskan keseimbangan.
Parai Dai PosDai di lapangan bukan sekadar penyampai nasihat, melainkan juga penggerak pendidikan masyarakat.
Mereka mendirikan kelas baca tulis untuk anak-anak di pedalaman, membina pemuda agar terbebas dari narkoba, hingga membimbing keluarga dalam menghadapi problem rumah tangga.
Semua itu adalah bagian dari mencerdaskan bangsa, sebab kecerdasan tidak hanya menyangkut logika, tetapi juga moral dan spiritual.
Dalam konteks keindonesiaan, mencerdaskan kehidupan bangsa bukan sekadar jargon. Ia adalah syarat bagi tegaknya kedaulatan. Bangsa yang cerdas akan mampu mengelola sumber daya alamnya, menjaga persatuan, dan menolak intervensi asing.
Sebaliknya, kebodohan dan degradasi moral akan melemahkan bangsa dari dalam. Dakwah Islam dengan segala dimensinya menjadi benteng agar Indonesia tidak kehilangan jati diri.
PosDai memahami bahwa mencerdaskan bangsa berarti juga menanamkan kesadaran kebangsaan. Dakwah yang mereka lakukan mengajarkan cinta tanah air sebagai bagian dari iman, menumbuhkan etos kerja, dan menghidupkan semangat gotong royong. Semua itu adalah nilai khas keindonesiaan yang selaras dengan ajaran Islam.
Krisis yang dihadapi bangsa saat ini menuntut peran dakwah yang lebih progresif. Gelombang digitalisasi, globalisasi, dan sekularisasi seringkali mengikis nilai.
Generasi muda mudah terjebak pada budaya konsumtif dan kehilangan orientasi. Tanpa panduan dakwah yang mencerdaskan, bangsa ini bisa terseret arus. Para dai PosDai, dengan ketulusan mereka, berjuang agar masyarakat tetap berada di jalan ilmu dan iman.
Firman Allah dalam QS. Ar-Rahman [55]: 33 menyebut:
يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍۚ
“Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (ilmu dan kekuasaan) dari Allah.”
Ayat ini menggambarkan bahwa pencapaian besar manusia hanya mungkin dengan ilmu yang diberkahi iman. Pencerdasan bangsa yang dilepaskan dari nilai dakwah hanya akan melahirkan kemajuan semu.
Singkat kata, dakwah Islam adalah kunci bagi masa depan Indonesia. PosDai hadir untuk memastikan bahwa pembangunan bangsa berjalan di jalur yang benar dengan berbasis iman, ilmu, dan akhlak.
Mari dukung perjuangan mereka dengan doa, tenaga, ide, dan juga materi.
