Bahagia Hanya Datang dari Keinginan dan Proses yang Benar - Persaudaraan Dai Indonesia | Bersama Dai Membangun Negeri | Posdai.or.id

03 Oktober 2025

Bahagia Hanya Datang dari Keinginan dan Proses yang Benar

DALAM sebuah catatan hikmah yang dibagikan melalui akun Facebook pribadinya pada Sabtu (27/9/2025), Ustadz Akib Junaid Kahar menyampaikan p...

DALAM
sebuah catatan hikmah yang dibagikan melalui akun Facebook pribadinya pada Sabtu (27/9/2025), Ustadz Akib Junaid Kahar menyampaikan pesan kontemplatif tentang hakikat kebahagiaan manusia. 

Pada bagian awal tulisannya, Ustadz Akib mengawali dengan penegasan sederhana namun sarat makna tentang kesulitan manusia dalam menemukan rasa bahagia yang sejati. 

Ia menulis, “Bahagia, adalah sebuah kata yang sangat simpel untuk diucapkan, namun untuk merasakannya, adalah hal yang justru paling sulit dalam kehidupan ini.”

Pernyataan ini membuka ruang perenungan bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang mudah dijangkau meski semua orang mendambakannya. 

Di tengah kemajuan zaman dan meningkatnya kebutuhan hidup, manusia sering kali terjebak dalam pencarian yang tak berujung terhadap sesuatu yang diyakini bisa menghadirkan bahagia, namun justru menjauhkan dari maknanya yang hakiki.

Ustadz Akib kemudian menguraikan bahwa pada dasarnya seluruh aktivitas manusia, dalam bentuk apa pun, selalu diarahkan untuk mencapai kebahagiaan. 

“Tidak dapat dipungkiri, jika aktivitas yang dilakoni oleh manusia di dunia ini, dengan sekian banyak ragamnya, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, semuanya bermuara untuk menggapai kebahagiaan itu,” urai dai yang juga anggota dewan pembina PosDai ini.

Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa kebahagiaan merupakan orientasi mendasar dari seluruh tindakan manusia. Dari pekerjaan, ibadah, hingga aktivitas sosial, semuanya menjadi bagian dari ikhtiar manusia untuk mendapatkan perasaan puas, tenang, dan berarti dalam hidupnya. 

Namun, menurut Ustadz Akib, pencarian kebahagiaan itu sering kali terhambat oleh persepsi yang keliru tentang apa yang sebenarnya membuat seseorang bahagia.

Dalam bagian berikutnya, ia menjelaskan bahwa kebahagiaan erat kaitannya dengan hubungan antara keinginan dan kenyataan hidup. “Jika ingin disimpulkan secara sederhana, kebahagiaan hanya bisa dirasakan oleh seseorang, ketika keinginannya tercapai. Sebaliknya, kebahagiaan seseorang pasti terganggu, ketika realitas hidupnya tidak sesuai dengan harapannya,” tulisnya.

Melalui kalimat ini, ia mengajak pembaca memahami bahwa akar dari rasa bahagia atau tidak bahagia sering terletak pada kesesuaian antara apa yang diinginkan dan apa yang terjadi. Ketika keduanya selaras, seseorang merasa bahagia. Namun ketika kenyataan tidak sejalan dengan harapan, maka muncul perasaan kecewa, gelisah, dan bahkan putus asa.

Keinganan Manusia yang Tidak Terbatas

Lebih jauh, Ustadz Akib menyoroti sifat keinginan manusia yang tidak pernah berhenti. Dalam pandangannya, keinginan adalah sumber gerak kehidupan, namun juga bisa menjadi sumber penderitaan apabila tidak dikelola dengan benar. 

“Karena kebahagiaan sangat bergantung pada pencapaian keinginan, maka dapat dipastikan, orang yang tidak punya keinginan apa-apa, tidak akan mungkin bisa bahagia,” katanya mengingatkan.

Pernyataan ini memperlihatkan bahwa keinginan adalah bagian esensial dari eksistensi manusia. Tanpa keinginan, hidup akan kehilangan arah dan makna. 

Akan tetapi, keinginan juga menuntut pengelolaan yang tepat agar tidak menjerumuskan manusia pada kekecewaan. Dalam konteks ini, Ustadz Akib menekankan pentingnya keinginan yang benar dan jalan yang benar dalam mencapainya.

Ia menjelaskan lebih lanjut, “Terkait hal di atas, maka ada dua poin yang harus dipastikan dalam hidup ini; yakni benarnya keinginan dan benarnya proses yang dijalani untuk menggapai keinginan itu.”

Kutipan ini menjadi inti dari keseluruhan pesan yang ingin disampaikan. Menurutnya, kebahagiaan sejati tidak hanya terletak pada hasil, tetapi juga pada kebenaran arah dan langkah yang ditempuh untuk meraihnya. 

Keinginan yang benar adalah keinginan yang selaras dengan nilai-nilai kebaikan dan ketulusan, sementara proses yang benar adalah perjalanan yang dijalani dengan cara-cara yang diridai oleh Allah dan tidak menimbulkan kerusakan bagi diri maupun orang lain.

Dalam bagian penutup catatan hikmahnya, Ustadz Akib memberi peringatan bagi siapa pun yang menempuh jalan hidup tanpa kejelasan arah dan tujuan yang benar. 

“Seseorang akan terus mengalami kegalauan dalam hidupnya, bahkan pada akhirnya dia akan bingung dan tersesat, ketika sejak awal keinginannya keliru dan atau proses menggapai keinginannya yang salah,” katanya, menekankan.

Pesan ini menunjukkan bahwa kebahagiaan bukan sekadar hasil akhir, melainkan buah dari keinginan yang benar dan proses yang benar pula. Ketika salah satu dari keduanya menyimpang, maka hidup akan dipenuhi kegelisahan. 

Ustadz Akib menggarisbawahi bahwa introspeksi terhadap keinginan dan cara mencapainya menjadi langkah penting agar seseorang tidak kehilangan arah dan makna dalam hidup.

Refleksi yang ditulis Ustadz Akib Junaid Kahar ini mengandung pesan universal yang dapat diterapkan oleh siapa pun. Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan kompetitif, manusia kerap mengejar kebahagiaan melalui pencapaian materi, status sosial, dan pengakuan publik. 

Namun, pesan yang disampaikan melalui catatan tersebut mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati justru lahir dari kejujuran dalam keinginan, kebenaran dalam langkah, dan keselarasan antara harapan dengan kenyataan hidup.

Catatan hikmah ini bukan hanya mengajak pembaca merenungkan apa yang diinginkan, tetapi juga bagaimana cara menggapainya. Dalam pandangan Ustadz Akib, dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena keduanya menjadi kunci utama dalam menemukan kebahagiaan yang sejati dan berkelanjutan.RRRRRR

Mitra

Sinergi adalah energi kita, terus berpadu dalam langkah nyata

  • Bersama Dai Bangun Negeri
  • Save Indonesia with Quran, ajak masyarakat hidupkan al-Quran
  • Menjadi dai perekat ukhuwah islamiyah dan ukhuwan insaniyah
  • Keswadayaan bersama mengemban amanah dakwah majukan negeri