Dakwah Ekonomi dan Masa Depan Keluarga Indonesia - Persaudaraan Dai Indonesia | Bersama Dai Membangun Negeri | Posdai.or.id

03 Desember 2025

Dakwah Ekonomi dan Masa Depan Keluarga Indonesia

Ketahanan ekonomi keluarga merupakan salah satu penentu stabilitas sosial Indonesia. Krisis ekonomi global, PHK massal, inflasi, dan ketimpa...

Ketahanan ekonomi keluarga merupakan salah satu penentu stabilitas sosial Indonesia. Krisis ekonomi global, PHK massal, inflasi, dan ketimpangan sosial membuat keluarga berada dalam tekanan berat. Islam memberikan panduan komprehensif tentang manajemen ekonomi keluarga yang terhubung langsung dengan ketahanan moral dan sosial.

Al-Qur’an mengingatkan, “Dan berikanlah kepada mereka dari harta Allah yang Dia titipkan kepadamu.” (QS. An-Nur: 33). Ayat ini menegaskan bahwa harta bukan tujuan, melainkan amanah. 

Dalam tafsir Ibn Katsir, harta yang halal dan diatur dengan baik menjadi sumber keberkahan dan ketahanan keluarga. Ekonomi yang rapuh membuat konflik meningkat, kepercayaan menurun, dan pendidikan anak terganggu.

Islam mendorong keluarga untuk hidup sesuai kemampuan. Rasulullah SAW bersabda, “Kesederhanaan adalah bagian dari iman.” (HR. Abu Dawud). 

Kesederhanaan bukan berarti kemiskinan, tetapi kemampuan mengatur prioritas. Banyak keluarga Indonesia terjebak gaya hidup konsumtif akibat pengaruh media sosial. Hal ini melemahkan ketahanan ekonomi karena pengeluaran tidak seimbang dengan pendapatan.

Ketahanan ekonomi keluarga harus dibangun melalui tiga pilar: pendapatan stabil, pengelolaan keuangan, dan kesiapan menghadapi krisis. 

Keluarga yang mampu mengelola anggaran, menabung, dan menghindari utang konsumtif cenderung lebih kuat menghadapi guncangan ekonomi. Namun banyak keluarga belum mendapatkan literasi finansial yang memadai.

Dakwah ekonomi menjadi penting. Para da’i perlu menyampaikan prinsip-prinsip ekonomi syariah, etika bekerja, dan manajemen harta. PosDai dapat menjadi jembatan menghubungkan keluarga dengan pelatihan kewirausahaan, koperasi syariah, dan pendidikan keuangan. Ketahanan ekonomi tidak hanya urusan negara, tetapi juga bagian dari ibadah.

Konteks keindonesiaan menunjukkan bahwa ekonomi keluarga adalah bagian dari jaringan sosial. Di banyak daerah, keluarga besar, masjid, dan komunitas menjadi penyangga ekonomi. 

Gotong royong—seperti arisan, koperasi, dan lumbung desa—adalah tradisi yang selaras dengan prinsip syariah. Pembangunan ekonomi harus memperkuat ekosistem sosial ini, bukan menggantikannya dengan sistem individualistik.

Keluarga yang kuat secara ekonomi lebih mampu berkontribusi pada dakwah dan masyarakat. Mereka tidak hanya fokus bertahan hidup, tetapi juga aktif membangun lingkungan. Sebaliknya, keluarga yang dililit kesulitan ekonomi sering terperangkap dalam stres, kekerasan domestik, dan penurunan kualitas pendidikan anak.

Mitra

Sinergi adalah energi kita, terus berpadu dalam langkah nyata

  • Bersama Dai Bangun Negeri
  • Save Indonesia with Quran, ajak masyarakat hidupkan al-Quran
  • Menjadi dai perekat ukhuwah islamiyah dan ukhuwan insaniyah
  • Keswadayaan bersama mengemban amanah dakwah majukan negeri