Perjuangan Dai Membangun Negeri, Pilar Moral Indonesia Berkemajuan
Di tengah geliat pembangunan nasional yang terus dipercepat menjelang Indonesia Emas 2045, terdapat sebuah kekuatan yang kerap tak terlihat ...
Di tengah geliat pembangunan nasional yang terus dipercepat menjelang Indonesia Emas 2045, terdapat sebuah kekuatan yang kerap tak terlihat namun sangat menentukan arah bangsa, yakni para dai yang bekerja dalam senyap.
Perjuangan dai membangun negeri bukan hanya tentang mimbar dan kata-kata, tetapi tentang menghadirkan cahaya peradaban di tempat-tempat yang sering dilupakan oleh agenda pembangunan modern.
Peran dai selama ini sering dipahami sebatas aspek ritual, padahal dalam tradisi Islam, dai adalah agen transformasi. Mereka berperan dalam pembentukan karakter masyarakat, penguatan ketahanan sosial, pendidikan keluarga, hingga advokasi moral dalam dinamika pembangunan.
Di berbagai desa terpencil, dai-lah yang pertama kali masuk sebelum hadirnya sekolah formal, tenaga kesehatan, ataupun program pembangunan pemerintah. Mereka membangun manusia sebelum bangunan berdiri.
Dalam konteks Indonesia hari ini, tantangan dakwah semakin kompleks. Urbanisasi massif, ketimpangan digital, krisis etika publik, dan perubahan pola hidup generasi muda membutuhkan pendekatan baru yang lebih cerdas dan humanis.
Dai tidak lagi cukup hanya menyampaikan ceramah, tetapi juga harus memahami isu-isu kontemporer: kemiskinan struktural, perubahan iklim, kesehatan mental, pemberdayaan perempuan, dan literasi digital. Di sinilah pentingnya dai sebagai pemimpin moral pembangunan nasional.
Pada saat yang sama, perjuangan dai adalah perjuangan keikhlasan. Mereka bekerja sering tanpa sorotan media, tanpa jaminan finansial, dan tanpa fasilitas memadai. Namun, dari tangan merekalah lahir ribuan anak bangsa yang berakhlak, berpendidikan, dan berdaya.
Inilah fondasi yang menjadi syarat mutlak kemajuan peradaban. Tanpa akhlak, pembangunan hanya menghasilkan gedung-gedung tinggi yang rapuh secara moral.
Apa yang sering kita lupakan adalah bahwa pembangunan sejati bukan hanya pembangunan fisik, tetapi pembangunan manusia yang berkarakter. Dan tugas inilah yang selama puluhan tahun dipikul para dai: memastikan bahwa Indonesia tidak hanya maju, tetapi juga bermartabat. Para dai adalah penjaga nilai ketika dunia semakin bising oleh kepentingan ekonomi dan politik jangka pendek.
Maka perjuangan mereka adalah bagian dari perjuangan bangsa. Setiap langkah dai ke kampung terpencil, setiap majelis kecil yang mereka bangun, setiap anak yang mereka bimbing, adalah investasi peradaban yang akan menentukan wajah Indonesia di masa depan.
Negeri ini tidak akan berdiri kokoh tanpa peran para dai sebagai penuntun moral dan penjaga arah pembangunan. Di tengah derasnya perubahan, marilah kita renungkan kembali betapa berharganya perjuangan mereka. Sudah saatnya masyarakat berdiri bersama, memberi dukungan nyata bagi dakwah yang memajukan bangsa.
Mari kita kuatkan perjuangan ini dengan mendukung Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai), baik materi maupun non materi, agar cahaya dakwah terus menerangi perjalanan negeri. (nun/pos)
